Artikel JVGL

Sembilan Pemain yang Demen Jebol Gawang Juve

Icardi dkk termasuk ke jajaran yang paling sering cetak gol ke gawang Juve (Ilustrasi by @yan-setia-jvgl )

Sebagai kesebelasan tersukses di Italia, wajar kiranya bila Juventus disegani dan ditakuti tim lain baik di dalam maupun luar negeri. Tak sedikit pemain memimpikan bermain dengan seragam hitam putih Juve. Namun, tak jarang pula pemain yang membenci bahkan menjelma menjadi sosok yang menakutkan bagi La Vecchia Signora.


Berdasarkan data yang dihimpun dari Transfermarkt, Jose Altafini masih menempati urutan teratas sebagai pesepak bola yang paling rajin mencetak gol ke gawang Juventus. Total ia 17 kali mencetak gol ke gawang Juventus dari 24 penampilan di lintas ajang. Tiga belas gol dibukukan kala berbaju AC Milan, sisanya saat membela panji Napoli. Uniknya, Altafini kemudian direkrut Juventus pada musim 1972/73.
Selain Altafini, masih banyak pemeran antagonis lain yang bermunculan sebagai mimpi buruk bagi pertahanan Juve. Siapa sajakah mereka?

Hidetoshi Nakata (5 Gol)

Pria asal Jepang ini memperkenalkan diri dengan cara mengesankan kala membikin dua gol pada laga debutnya di Serie A melawan Juventus musim 1998/99. Meski timnya kalah 3-4 saat itu, brace-nya tersebut membuka mata khalayak bahwa ia bukanlah sekadar pemain yang cuma bisa mendongkrak ketenaran klub yang diperkuatnya saat itu, Perugia.

Nakata kembali melesakkan gol ke gawang I Bianconeri di giornata 29 musim 2000/01. Memperkuat AS Roma, Nakata turun di menit 60 menggantikan Francesco Totti. Saat itu, I Giallorossi tengah tertinggal dua gol dari tuan rumah. Sembilan belas menit kemudian, Nakata merobek gawang Edwin van der Sar lewat tendangan jarak jauhnya. Di injury time, kembali tendangan dari luar kotak penalti Nakata merepotkan van der Saar. Meski kali ini bisa digagalkan, namun bola muntah berhasil dieksekusi dengan sempurna oleh Vincenzo Montella.

Kontribusi dari Nakata mengubah skor akhir menjadi 2-2. Hasil yang krusial karena menjaga keunggulan enam poin atas Juventus saat itu. Di akhir musim, Roma keluar sebagai kampiun dengan keunggulan dua angka dari Juventus. Nakata akhirnya merasakan Scudetto pertamanya bareng I Lupi.

Total lima gol yang dikumpulkan Nakata selama 14 kali berlaga melawan Juventus. Dua gol lain dibikin kala memperkuat Parma. Salah satu golnya berperan dalam kesuksesan I Gialloblu merengkuh trofi Coppa Italia 2001/02.

Meski jumlah gol yang dicetak relatif tidak banyak-banyak amat dan lebih sering menderita kekalahan saat bertemu Juve, Nakata akan tetap dikenang sebagai salah satu momok menakutkan bagi Juventini, setidaknya bagi penulis.

Giovanni Simeone (6 Gol)

Dilihat dari namanya, sudah bisa ditebak bahwa ia adalah putra dari Diego Simeone. Simeone senior sempat menggoreskankan cerita kelam bagi I Bianconeri di musim 1999/00. Gol tunggal El Cholo ke gawang Juventus pada giornata 28 memastikan tiga poin digengam Lazio dan menipiskan jarak mereka dengan Juventus menjadi tiga poin saja. Pada akhirnya, skuad ibu kota mengudeta kekuasaan Si Nyonya Tua di penghujung kompetisi.

Bakat menyulitkan Juve nyatanya menurun kepada sang anak. Dalam 11 laga, Simeone junior menceploskan enam gol ke jala La Fidanzata d’Italia. Dua bersama Genoa, dua dengan Cagliari, dan dua lagi bareng Hellas Verona.

Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah nantinya, mengingat usia sang attaccante pada tanggal 5 Juli nanti baru menyentuh angka 27 dan belum ada tanda-tanda bakal hengkang dari Serie A. Kendati baru menang tiga kali dari 11 pertemuan, Giovanni Simeone diyakini bakal tetap merepotkan Juventus di masa depan nanti.

Antonio Cassano (7 Gol)

Selain dikenal karena skillnya yang menawan, Antonio Cassano dikenal juga akan kebengalan dan sikapnya yang anti-Juventus. Hal itu dibuktikan dengan ketidaksudian membela La Vecchia Signora dari awal karier hingga gantung sepatu.

Dari 24 pertemuan dengan Juventus, Fantantonio mengoleksi tujuh gol dan empat asis. Meski cukup sering berganti tim, hanya bersama Roma dan Sampdoria-lah Cassano mampu mencetak gol ke gawang Juve.

Dalam 24 pertemuan itu, Juventus menang 13 kali melawan tim-tim yang dibela Cassano. Sisanya berakhir dengan empat kemenangan untuk Cassano dan tujuh imbang.

Clarence Seedorf (8 Gol)

I Bianconeri bisa dibilang menjadi korban favorit Clarence Seedorf dalam karier sepak bolanya. Pria yang lahir di Paramaribo ini memborong delapan gol dalam 26 perjumpaan dengan Si Nyonya Tua.

Rekor Seedorf dengan Juve terbilang cukup berimbang. Dari 26 laga, Seedorf memenangkan delapan dan takluk 10 kali, sisanya berujung seri. Yang mungkin mengesalkan, Juventus selalu tersungkur menghadapi klub yang diperkuat Seedorf di final Liga Champions, meski sang pemain tidak mencetak gol di laga tersebut.

Final UCL 1997/98, La Fidanzata d’Italia dipaksa mengakui keunggulan Real Madrid lewat gol semata wayang yang dicetak Predrag Mijatovic. Sementara di final Liga Champions 2002/03, dalam tajuk All-Italian Finals, Juve menyerah dari AC Milan kali in melalui drama adu penalti.

Mauro Icardi (8 Gol)

Hubungan buruk Mauro Icardi dengan Juventus dimulai pada giornata 19 musim 2012/13. Bertandang ke Juventus Stadium, Sampdoria yang bermain dengan 10 orang dan ketinggalan satu gol di babak pertama berbalik unggul di babak kedua lewat dwigol dari Icardi.

Kemenangan 2-1 I Blucerchiati diulangi lagi di pertemuan kedua. Juve yang sudah memastikan Scudetto dan turun dengan beberapa pemain lapis keduanya kembali tumbang di hadapan Icardi dan kawan-kawan. Icardi ikut menyumbang satu gol dan satu asis dalam partai yang berkedudukan 3-2 tersebut.

Semenjak itu, Icardi menjadi salah satu momok yang berbahaya bagi Juventus. Ia mencetak lima gol lagi ke gawang I Bianconeri kala memperkuat Inter Milan. Tercatat, sudah 14 pertemuan antara Icardi dengan Juve. Sang striker telah mengukir delapan gol dan tiga kemenangan.

Nama Icardi santer diberitakan diboyong ke Turin pada bursa transfer Januari kemarin sebelum akhirnya Dusan Vlahovic-lah yang didatangkan. Selama masih menjadi lawan, Icardi berpotensi menjadi mmpi buruk yang tak berkesudahan bagi Si Nyonya Tua.

Hernan Crespo (9 Gol)

Hernan Crespo merupakan salah satu penyerang berbahaya di Serie A pada eranya. Gol demi gol dicetak, terutama saat bermain di Parma dan Lazio. Bahkan ketika merumput bersama I Biancocelesti musim 2000/01, Crespo meraih capocannoniere dengan koleksi 26 gol.

Crespo tak hanya jago bikin gol ke gawang tim-tim kecil atau menengah, tim-tim besar pun tak lepas dari bidikan, tak terkecuali Juventus. Dari 15 pertandingan menghadapi Juve, Crespo mencetak sembilan gol dan menang enam kali. La Fidanzata d’Italia sendiri cuma bisa sekali menang dalam 15 laga tersebut, menggambarkan betapa buruknya pengalaman Juventus ketika bersua Crespo.
Saat masih membela Parma, Juve sempat dikabarkan tertarik mendatangkan Cresgol. Namun, pada akhirnya ia hengkang ke Lazio dan memecahkan rekor transfer dunia kala itu. Bagi penulis, Crespo adalah salah satu pemain yang diidam-idamkan untuk bermain di Juventus namun pada kenyatannya tidak pernah kesampaian.

Francesco Totti (10 Gol)

Francesco Totti bisa dibilang salah satu pesaing terbesar Alessandro Del Piero pada masanya. Tumbuh dan berkembang di era yang sama, posisi bermain yang hampir serupa, membuat pertarungan kedua pemain menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu layaknya Cristiano Ronaldo dengan Lionel Messi.

Dari 39 pertemuan Totti dengan La Vecchia Signora, Er Pupone mengemas 10 gol dan lima asis. Kendati Juve masih lebih unggul dengan 16 kemenangan, namun I Bianconeri menderita kekalahan yang tak sedikit yakni sebanyak 10 kali.

Salah satu gol Totti ke gawang Juventus yang membekas di ingatan penulis adalah pada laga di giornata 25 musim 2012/13. Tendangan jarak jauh Il Capitano meluncur deras bak roket ke jala Gianluigi Buffon. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta di laga itu dan memberikan kekalahan keempat pada skuad asuhan Antonio Conte.

Cristiano Ronaldo (10 Gol)

CR7 mungkin menjadi salah satu musuh terbesar Juve di liga champions. Sepuluh gol dari tujuh pertandingan dipersembahkan Cristiano selama menghadapi Juventus yang kesemuanya terjadi di liga champions. Ia tidak pernah absen mencetak gol kala bertemu Juve.

Selain gol salto di babak perempat final 2017/18, dua gol di final UCL 2016/17 bisa jadi memberikan kenangan yang sulit dihilangkan dari memori pendukung Juventus.

Setelah tiga musim membela The Old Lady dan menjadi sumber gol tim, Ronaldo kembali bergabung dengan Manchester United di musim ini. Tampaknya Juventini siap-siap cemas bila nantinya berhadapan kembali dengan sang superstar entah itu di liga champions ataupun di ajang lainnya.

Julio Cruz (10 Gol)

Nama Julio Ricardo Cruz barangkali kalah familier ketimbang deretan penyerang Argentina lain yang pernah merumput di Serie A semisal Gabriel Batistuta, Crespo, atau Abel Balbo. Tetapi, bagi Juve, Julio Cruz adalah salah satu tokoh antagonis yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

I Bianconeri adalah klub yang paling sering dijebol pemain berjuluk El Jardinero atau Si Tukang Kebun ini dengan torehan 10 gol. Dalam 20 pertandingan melawan Juventus, Cruz meraih lima kemenangan dan delapan kekalahan.

Tujuh gol dicetak Cruz saat memperkuat Inter Milan, sedangkan sisanya dibuat tatkala bermain untuk Feyenoord dan Bologna.

Itulah beberapa sosok yang begitu menghantui Juve versi penulis. Selain nama-nama tadi, tentu masih banyak lagi nama lainnya. Kalau menurut kalian, siapa lagi momok-momok yang menakutkan bagi Juventus?

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *