Juventus Seperti di Film-film
Artikel ini ditulis oleh: Wahyu Hidayaturo
Beliau dapat disapa di akun twitter: @wahyuhidayaturo
Aksi Juventus di lapangan seperti di film-film. Pasalnya Juventus cocok masuk dalam segala genre film. Ada aksi laga, kisah sedih, romcom hingga ada jumpscare yang bikin horor saat menyaksikan Juventus. Sedikit mengulik, ingatkah para pembaca tulisan ini (semoga lebih dari 15 orang) betapa horornya Juventus yang kelabakan melawan Monza, hingga pedihnya hati seorang Buffon yang diledek Milan Der Panzer melewatkan piala UCL dan dipaksa menerima juara dua seperti kiki Masterchef.
Juventus seperti di film-film itu memang benar, komposisinya lengkap ada sutradara, penulis skenario dan jalan cerita. Di kursi sutradara ada Allegri yang jumlah hatersnya di Indonesia lebih banyak daripada huruf mandarin di bungkus minyak kayu putih. Menurutku yang jadi pejuang Allegri Lovers, pelatih 56 tahun ini termasuk sutradara yang hebat di Italia. Film yang ia sutradarai memang sedikit, bisa dibilang selektif layaknya seorang Quentin Tarantino atau Night Shyamalan yang memberikan hasil syutingan yang epic.
Allegri membuat match Juventus seru jika hanya dimuat dalam trailer atau highlight. Jika menonton penuh hanya orang-orang dengan mindset bersih dan dekat dengan Tuhannya yang bisa menikmati secara penuh format permainannya. Allegri juga kerap membawa bumbu “plot yang twist” di setiap match yang ia garap. Juventus bisa tampil baik dengan cara yang unik, semua digagahi Allegri dalam skema yang ajib. Bahkan peserta KKJ pun kerap berprasangka baik dengan Allegri dengan memasang Vlahovic sebagai pencetak gol tapi ternyata Gatti yang jadi protagonis. Lain lagi yang menebak Rabiot jadi antagonis dengan tebakan penerima yellow card pertama, tapi di tangan Allegri Miretti pun bisa jadi musuh umat.
Genre Allegri memang agak sulit ditebak apalagi dinikmati namun memiliki ending yang mind blowing. Bagaimana Juventus bisa diserang habis-habisan tapi lawan selesai dengan nol peluang. Allegri sangat menikmati prank nya kepada lawan Juventus, seakan ada hal mistik, mantra yang ia ucap dalam wirid agar lawan tak berkutik. Allegri juga bisa ikut serta dalam penulisan skenario yang handal untuk semua skema Juventus, meski genre nya rohani karena fans jadi banyak istighfar dan kalimat bar bar lainnya di timeline, namun hasil akhir seperti sudah tertuang di otaknya dengan rapi. Hingga akhirnya para fans secara tendencius menduga Allegri bersekutu dengan iblis.
Juventus seperti di film-film, banyak drama, gimmick bahkan dugaan klenik dalam setiap pertandingannya musim ini. Mulai dari pengurangan poin yang labil jumlahnya kadang naik kadang turun, larangan bermain di kompetisi Eropa, pemain ketangkep pernah main judi hingga pemain tengah yang kejerat obat kuat. Inilah Juventus musim ini yang sepertinya tidak lagi dituduh membayar wasit oleh lawan tapi jadi banyak kawan yang sebel karena Juventus ogah main cantik. Juventus seperti di film-film ini semoga bukanlah series atau sequel, karena tiada yang abadi kecuali kuasa Mister Allegri.
Jadi tetap nikmati saja Juventus saat ini karena romansanya cuma ada di kepala kalian