Sad Pribadi: Gala Wojciech Szczesny
(Ilustrasi : @burung_kondor)
(Penulis : Arief Hidayat)
Wojciech Szczęsny resmi pergi dan kini gawang Juventus ditinggal salah satu kiper paling berbakti di Turin. Pria yang selama bermain bola ini jarang sekali berlari, kini dipaksa oleh keadaan untuk berlari keluar dari Turin.
Szczęsny resmi pergi usai 6 musim menjadi tembok terakhir Juventus. Suksesor Buffon yang mencatatkan 252 penampilan bersama Juventus dengan 103 clean sheet ini enggan menerima pinangan klub lain dan pergi secara free. Pria Polandia yang sering memutus tembakan lawan, kini memilih untuk memutuskan hubungan profesionalnya dengan Juventus.
Beda dengan klub sebelumnya, Szczęsny resmi pergi dengan membawa beberapa fondasi prestasi, yaitu 3 gelar Serie A, 3 Coppa Italia, dan 2 Piala Super Italia. Ia sudah berpeluh keringat dalam menjaga gawang, sarung tangannya kini sudah tak lagi basah oleh embun rumput di Juventus Arena.
Szczęsny merupakan lanjutan simfoni indah sepeninggalan Gigi (Buffon). Sempat tidak dipercaya jadi penerus The Superman, eks kiper Arsenal ini membuktikan dengan penampilannya yang konsisten.
Kini perpisahan ini seperti badai yang menggulung lautan tenang, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. Meski sudah memiliki Gregori yang wajahnya mirip Kulusevski, tetap saja sedih melihat Szczęsny melangkah pergi.
Mengingat Szczęsny
Szczęsny resmi pergi, tapi ada banyak kenangan yang bisa diingat sekali lagi. Mulai dari ia yang ketahuan merokok di kamar mandi saat. Hingga Szczęsny muda yang merasakan dibantai 6-2 oleh Manchester United, semua itu terjadi saat dia di Arsenal. Di Juventus gak pernah ada rumor buruk, apalagi sampe malu-maluin gitu.
Bahkan ketika semua pemain dirotasi dari bek jadi pemain tengah, penyerang sayap jadi bek sayap, hanya Szczęsny yang setia tak mau diganti. Padahal di pertemanan, posisi kiper adalah posisi bagi teman yang mainnya gak terlalu bisa atau badannya paling besar. Tawaran dari liga Arab tak menggodanya, baginya Arab sudah ia datangi saat usia 3 bulan.
Szczęsny akan selalu dikenang sebagai kiper yang bukan hanya melindungi gawang, tetapi juga hati setiap penggemar Juventus. Kisah perpisahan ini adalah puisi yang indah namun penuh kesedihan. Nama Szczęsny akan terus hidup dalam setiap kenangan, meskipun menulisnya dengan tangan akan menyulitkan sulit ejaannya.
Sampai jumpa Szczęsny,
Mungkinkah, mungkinkah
Mungkinkah kau mampir hari ini?
Bila tidak mirip kamu
Jadilah agen seperti Giuntoli