Artikel JVGL

Hari Pertama, Juventus Fatality Udinese di Stadion Friuli

Artikel ini ditulis oleh Arief Hidayat

Bisa disapa di akun Twitter @ariefhidt

Juventus kalahkan Udinese saat bertamu ke Stadio Friuli. Derby hitam putih ini juga jadi mukodimah Juventus di Serie A musim ini. Anak asuh Bapak Max Allegri datang berbekal hasil bagus di 5 pertandingan terakhir serta amunisi baru racikan Giuntoli plus tambahan ide taktik dari Magnanelli. Tim peringkat 7 Serie A musim lalu tersebut mencetak seperempat lusin gol di hadapan pendukung Udinese. Semua gol dicetak oleh pemain yang digosipin mau hengkang dari Juventus. 

Kick off dimulai beberapa detik, Danilo cs langsung ambil inisiatif menyerang. Padahal biasanya skuad Allegri ini inisiatifnya bikin fans mau nyerang klub karena mainnya bikin berang. Belum lagi kelakuan pemain yang terkadang bikin kita tuh sia-sia aja begadang. Hobinya umpan ke belakang, tumpuk pemain kalo diserang, dan kalo menyerang balik pake umpan panjang.

Mengandalkan duet CV (Chiesa-Vlahovic) Juve tidak lagi layaknya pengangguran yang ketipu Jobstreet abal-abal. Lesu, lemah, kurang semangat kerja, dan gak tahu mau ngapain. Namun di 2 menit awal, keduanya menggebrak. Vlahovic yang menjelma jadi admin Lambe Turah karena jeli melihat kesalahan orang lain, langsung memanfaatkan kekhilafan Lovric saat memberi umpan.

Tidak biasanya Vlahovic kepikiran buat bagi bola dengan benar dan tidak memaksakan untuk shoot atau menggiringnya sampai Chelsea. Chiesa kala itu menerima umpan Dusan langsung mengunci targetnya dan menembakkan bola dengan terarah ke dalam gawang. Bola datar itu melewati sela-sela kaki pemain Udinese layaknya iklan real estate yang melewati flyover mewah dan menuju pojok gawang kiper Udinese. Juventus unggul atas Udinese di menit awal.

Keunggulan di menit awal ini sempat membuat fans jadi malas nonton lanjutannya karena biasanya Allegri langsung bermain aman bin ogah menyerang. Toh dugaan ini salah. 19 menit berselang Alex Sandro yang saat bertanding biasanya lemah dalam bertahan namun kuat bertahan dalam skuad (tapi nggak kunjung dijual) melakukan tendangan asal entah melepas umpan atau menyepak bola.

Bola tendangan untung-untungan Alex malah tak sengaja menyentuh tangan Ebosele yang ternyata bukanlah seorang penjaga gawang. Wasit pun menunjuk titik putih dan penalti untuk Juventus. Klub penyandang gelar Wasit FC yang disematkan fans lain ini tidak menyia-nyiakan peluang itu untuk menambah keunggulan.

Tugas mudah ini dilakukan oleh Dusan Vlahovic yang hanya menggunakan kaki kirinya guna menambah keunggulan Juve. Tanpa butuh umpan Kostic, Vlahovic membuat Juventus unggul 2-0 atas Udinese. Kendati demikian, Juventus kemudian tak berhenti rese kepada Udinese.

Di pengujung babak pertama Juventus kembali menghujam gawang Udinese lewat gol yang lahir dari skema cantik tanpa make-up. Pada menit 45+3 Chiesa yang coba menyisir sisi kanan pertahanan Udinese tiba-tiba memberikan umpan backheel tak terduga kepada Cambiaso yang saat itu tengah diam berdiri mencari kabar Kostic di bangku cadangan.

Pemain sayap kiri yang kedua kakinya sama kuat ini kemudian melempar umpan silang smooth ke arah tiang jauh. Bak Wahyu yang mengejar cinta Indie, penjaga gawang Udinese, Marco Silvestri tak mampu menggapainya. Rabiot yang ikut melompat lebih beruntung. Rambut kuncirnya mendapat ciuman dari bola yang melambung dan masuk ke gawang.

Juventus unggul 3-0 di babak pertama dan Udinese pun bukan tanpa serangan. Berkali-kali gawang Szczesny diuji, tapi belum juga membuat gemuruh fans Udinese di Fruli. 

Juvenisti mulai kembali bergairah. Bangun jam 2 pagi, jam setengah 3 udah nonton ada 3 gol tercipta. Namun, bukan Juventini Sejate namanya jika kembali lagi patah hati oleh ekspektasi. Di babak kedua, Juventus tidak kembali berisik seperti babak pertama dan di babak kedua masuk mode vibrate. Getaran-getaran kencang berasal dari berkali-kali Szczesny menolak hibah bola dari lawan. 

Beto, striker Udinese yang diminati Juventus bahkan tidak bisa apa-apa. Mungkin saja Beto kembali tajam ketika diduetkan kembali dengan Cristian Gonzales dan Keith Kayamba Gumbs. Sayangnya, meski sepanjang pertandingan khususnya di babak kedua Szczesny membuat gawang Juventus clean sheet. pemain terbaik di match ini adalah Adrien Rabiot.

Rabiot MOTM

Juventus kalahkan Udinese sekaligus melambungkan nama Adrien Rabiot jadi pemain terbaik di match ini. Paduka coba nge-spill statistik pemain yang udah gede tapi kerjanya maunya bareng mama ini.

Menurut situs WhoScored, Adrien Rabiot selama match sekali berhasil membuat umpan kunci dan tiga kali dribel sukses. Ia tercatat berhasil membuat 4 kali tekel sukses, 2 intersep, juga 2 kali sapuan tanpa pel-pelan dan juga 1 blok yang mungkin kita lupakan.

Namun Rabiot pada hanya melepas sekali tembakan tembakan ke gawang dan itu menjadi gol. Ini bukti bahwa kerja yang dibangun bersama restu orang tua akan mendapatkan tuah sejalan dengan sifat berbakti kita pada orang tua.

Meski ditempel kutukan UCL oleh Muntari, Juventus juga sebenarnya percaya klenik yang dibawa oleh Rabiot. Yaitu pria berkuncir kuda ini selalu tampil apik di Juventus ketika kontraknya mau habis. Rabiot juga sadar akan hal ini. Begitupun Juventus. Makanya mereka sepakat untuk mengabdi semusim lagi yang artinya musim depan kontraknya habis. 

Dengan dipilihnya Rabiot dan bukan Ganjar Pranowo jadi man of the match pada pertandingan pembuka Serie A Juventus, membuat kita yakin bahwa meski pertahanan kita diisi oleh 2 pemain tua Brasi, tapi lini tengah bisa diandalkan. Juventus tidak lagi seperti donat yang lini tengahnya kini bisa kita nikmati pasca Hernanes, Sturaro, Matuidi, Khedira, Paredes, Arthur, dan kini McKennie yang terus-terusan dicaci. 

Debut Pro Cambiaso

Kita pernah ingat Blaise Matuidi yang ketika mendapatkan bola layaknya sepeda motor yang dikunci stang kiri, larinya miring-miring ke kiri. Tidak akan membahas itu, namun lebih ke sektor kiri Juventus yang semakin ngeri dengan dipertahankannya Cambiaso.

Cambiaso tentulah satu-satunya bakso yang nikmat di tengah mangkuk sop miso. Dialah daging satu-satunya yang bisa dinikmati cara mainnya. Di tengah musim ini saat Juventus hobi sekali hijrahkan pemain di sektor kiri, mulai dari Luca Pellegrini hingga Marley Ake. 

Malam tadi jadi bukti, usai ketagihan menaruh Andrea Cambiaso di posisi penyerang sayap kiri, pada malam ini pemain kelahiran 20 Februari itu kembali bertaji. Malam tadi Cambiaso mencatatkan statistik 69 menit main (1 assist, 97,3% akurasi operan, 1 tendangan on target, 1 tendangan off target dan 2 umpan kunci) ratingnya saja 7,95, angka yang menakjubkan karena jarang sekali ada karyawan baru yang kinerjanya sebaik ini.

Cambiaso muda menjelma seperti Trent Alexander Arnold atau bahkan Gareth Bale yang pindah jobdesk dari kiri bertahan jadi kiri menyerang. Penampilan seharinya ini bahkan membuat persaingan dari posisi yang sama dan mengakibatkan Kostic yang musim lalu jadi penyumbang assist terbanyak harus ketar ketir di bangku cadangan.

Terakhir, Andrea Cambiaso tak hanya menjadi pemain muda debutan yang bisa membantu Juventus naik lagi ke tingkat tertinggi. Namun juga jadi alasan para Juventini Sejate untuk rela begadang guna menonton aksinya membelah sisi kanan pertahanan lawan. Bagi Juventini yang belum move on dari Joao Cancelo, Cambiaso bisa jadi penawarnya. Jika kukuh mencari cela atas Cambiaso, mungkin hanya kelihatan pada penyebutan nama oleh sebagian penikmat Serie A. 

Cambiaso, bukan Cambiasso!

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~