Artikel JVGL

Leonardo Bonucci Dikebiri dari Squad Inti

Artikel ini ditulis oleh Arief Hidayat

Penulis dapat disapa di akun Twitter @ariefhidt

Bonucci out dari Juve

Bonucci dipaksa pergi dari Juventus jadi alternatif kabar baik bagi para fans. Selain bisa menyabet gelar UCL sesegera mungkin, kepergian beberapa tokoh penting di Juventus juga bisa jadi secuil kabar yang menyenangkan. Terlebih pada saat beberapa musim belakangan ini yang seret trofi, transfer pemain jadi euforia yang bisa dinikmati.

Di tengah seruan ganti PRESIDEN  pelatih, kisah cerainya Bonucci dengan Juventus juga sangat disyukuri oleh segelintir Juventini. Pesta politik belum dimulai, tapi kontestasi dari bawah sudah dimulai bahkan sejak kedatangan Direktur Olahraga baru Mas Guintoli.

Baik Guintoli dan Allegri sepakat untuk mengindahkan Bonucci dari skuad inti maupun cadangan mati. Tentu saja ini bukanlah salah satu cara Allegri mengambil kembali hati para Juventini dengan memecat Bonucci. Namun ia melihat bahwa dapurnya sudah penuh perabot. Dengan formasi yang sekarang, Bonucci tidak lagi perlu ada di markas Bianconeri. Wujudnya bisa digantikan oleh Gatti dan Rugani yang selama pramusim menunjukkan peningkatan kualitas..

Beberapa media di Gotham mencurigai, sebenarnya manajemen Juve meminta Giuntoli  untuk menyingkirkan “si kepala botak” dari tim. Namun, Giuntoli bingung pria botak mana yang harus dia depak. Kuatnya susuk Allegri membuatnya jadi botak terkuat di Turin dan Bonucci mau tak mau harus menerima keputusan ini. 

Dibuangnya Bonucci dari kisah hidup Juventus musim ini sudah dimulai ketika ban kapten di tangannya dipindahkan ke lengan Danilo. Bak orang tua pacar yang tiba-tiba menyapu teras dan ruang tamu saat kita ngapel, maka tanda awal ini diharapkan segera dipahami Bonucci untuk segera pergi.

Bonucci diharapkan sesegera mungkin mengganti bio Linkedinnya dan mengubahnya jadi “aktif mencari pekerjaan” tentu saja juga aktif lihat timeline workfess. Bek gaek berusia 36 tahun itu sebenarnya bukanlah pemain biasa. Ia beruntung pernah bergabung jadi grup garapan teh Melly Goeslaw yaitu BBC (Barzagli, Bonucci, dan Chiellini) di rezim fans Milan sedang percaya banget kutukan Muntari.

Bonucci sudah mencatatkan 502 penampilan untuk Juventus. Selama dirinya berbalut hitam putih, 8 trofi Liga Italia, 4 Piala Italia, dan 5 Piala Super Italia dipersembahkan. Jumlah matchnya bahkan jauh lebih banyak dari Andrade hingga Howedes. Kegarangannya di lapangan juga eksplosif, statistik tackle berhasilnya jauh melebihi Mellberg hingga Lucio yang juga pernah berseragam Juventus.

Bonucci memang bukan pemain sembarangan, meski sayangnya kini ia jadi pemain yang akan dibuang sembarangan. Tidak diajak main oleh Allegri, bahkan Maurizio Sarri pun enggan menggaet bek yang mendahului bokong dibanding kaki saat menghalau serangan.

Bonucci Pernah Dibenci

Menurut curhat Mas Andar Sofian di chat grup JVGL, Bonucci sempat ditawarkan rujuk secara baik-baik sehingga paradigma Bonucci dipaksa pergi tidak akan ada. Manajemen sempat menawarkan Leo sebuah laga farewell seperti orang tua saat mau berangkat umroh. Namun Bonucci menolak dengan keyakinan bahwa dia bakal stay dan Allegri yang out.

Info soal Juventus lainnya? silahkan follow Twitter Mas Andar Sofian dan dengarkan podcast-nya.

Sayangnya, prediksi pria yang biasa dipanggil Kang Uci ini salah besar. Justru Allegri yang stay dan Kang Uci pergi. Konfliknya dengan Allegri bukan hanya sekali lho.  Ketika musim 2016-2017 berjalan tiga perempat jalan, Bonucci sempat ngambek dengan Kanjeng Paduka yang Dituankan Solehnya Guru Besar Maestro Massimiliano Allegri. 

Puncaknya ketika kalah di Final UCL dari Madrid. Bonucci konon jadi sebel banget ke Allegri ditambah ia juga marah dengan Dybala serta Alves saat itu. Ia pun pindah ke klub yang lagi kaya mendadak dengan biaya transfer 42 juta euro (667,9 miliar). Bonucci tertarik dengan program klub yang suporternya ngaku #WeareSoRich itu.

Tuhan pun memberikan Juventini sebuah cobaan sekaligus rezeki buat Bonucci yang bisa mencetak gol ke gawang Juventus. Bukannya rendah diri, Bonucci malah riya dan ujub, lupa akan masa lalunya di Juventus. Pria ini malah merayakan gol tersebut. Dia berselebrasi di depan fan, membuka tenda di depan rumah sampai menutup akses jalan.

Mulai dari kelakuannya yang aneh inilah Juventini akhirnya menabuh genderang perang. Sejak saat itu juga perasaan Juventini ke Bonucci berbeda. Dosa besar Bonucci yang tidak akan pernah dilupakan Juventini. Jika Ustad Zakir Naik bisa memaafkan mereka yang kembali dari murtad, maka sepertinya Juventini tidak. 

Usai semua kejadian tersebut, kini pada 2023 Juventus meminggirkan Bonucci tanpa tega. Imbasnya, Bonucci yang biasa jadi bek bertahan malah kini mau menyerang Juventus balik. Ia mengirimkan pengacara guna menuntut Juventus agar kembali memasukkannya ke dalam skuad. 

Bonucci benar-benar seorang Juventus sejate. Ia paham sekali bahwa klub yang bermarkas di Turin ini selalu kalah sama hukum selain juga kalah di final UCL. Mulai dari Calciopoli hingga terakhir pemalsuan data keuangan yang membuat Juve dikurangi poinnya semua karena Juventus nampak bersalah sekali di depan meja hijau.

Namun, khusus untuk serangan Bonucci itu, Juventus nggak mau kalah di mata hukum. Juventus jelas nggak bisa kembali lagi bersama Bonucci seperti dulu. Keberadaannya sudah dikebiri oleh I Bianconeri. Seperti Kulusevski yang miring-miring ke kiri atau De Ligt yang sering nyentuh bola dan kasih hadiah penalti. 

Leo harus segera angkat kaki mencari nafkah di klub lain. Mencari klub yang senang dengan defense bokong andalannya. Klub yang senang membayarnya untuk bengong di lini belakang seolah tengah membaca serangan, padahal bingung doangan.

Ini bukan pertama kalinya Bonucci pergi dari I Bianconeri. Namun, untuk bagian kedua ini, Juventus memaksanya pergi.

Untukmu Bonucci 

Berulang Kali…

Kali ini Kuyakini…

Kemarin, aku memutuskan berhenti pada hal yang sangat aku sukai. Hijau rumput kuwarnai seperti pelangi, bau hujan kukencingi hingga pesing mengusir petrichor pergi.

Pipiku tak lagi merona merah saat mendengar suara sepatu memburu teras rumah, tak lagi mengaduh saat menyadari hatinya sesekali angkuh. Tak juga membatu saat suaranya tinggi menyanyikan sendu.

Mimpi tak lagi membuat ingin. 

Kini, malam hanyalah sayup dengkur yang dingin, aku berhenti berharap pada angin, ia menjelma badai mematahkan segala ucap berkeping.

Lupa pada luka membuat resah terasa indah, hingga air mata tak lagi mampu tumpah mereda gundah. Aku tak lagi abu-abu, bukan lagi bias hitam dan putih yang tak tahu kemana menuju.

Kini, senyum merekah sendiri, melewati siang menuju pagi. Membercandai bulan lewat pantulan sisa-sisa hujan, tak lagi kelam.

Kunang-kunang mulai meredupkan terang, musim berganti, siang terus berulang, sementara kamu.. 

Kubiarkan menghilang Bonucci

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~