Artikel JVGL

Kau Telah Memberikan Segalanya, Legend!

Artikel iini ditulis oleh Indie RHS

“That’s all folks! You gave me everything. I gave you everything. We did it together,” tulis Gianluigi Buffon di akun Instagram pribadinya di samping video sorotan karier sepak bolanya.

Entah dipersiapkan atau tidak, sesuatu yang pergi akan selalu menyisakan ruang kosong, sepi dan menyedihkan. Kita semua tahu, Buffon tak lagi muda. Performanya dalam menjaga gawang juga tak seperti saat masa jayanya, perlahan memudar. Kini dia resmi berhenti, pensiun sebagai penangkap bola di usia yang senja.

Buffon adalah legenda. Dia mengawali karier profesionalnya bersama Parma pada Oktober 1995; 17 tahun sebelum Instagram diluncurkan; Timothy Weah belum lahir saat itu; serta semusim kemudian menjadi rekan setim Enrico Chiesa, ayah dari penggawa Juventus Federico Chiesa.

Kini, 28 tahun sudah dia berkarier, menapaki titik demi titik pencapaian dalam dunia sepak bola. Banyak jaya dan tetes air mata telah terlalui.Di usianya yang ke-45 dengan segala pencapaian luar biasa yang mencakup gelar Piala Dunia bersama Italia, begitu banyak trofi dengan Juventus, dan bertahun-tahun dia dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik dalam sepak bola, Buffon mengumumkan pensiunnya pada hari Rabu, 2 Agustus 2023.

Puncak karier Buffon datang selama Piala Dunia 2006. Pada ajang sepak bola paling bergengsi itu, dia hanya kebobolan dua gol selama tujuh pertandingan di jalur Azzurri menuju trofi. Satu gol merupakan gol bunuh diri oleh rekan setimnya, Cristian Zaccardo. Satunya lagi adalah tendangan penalti dari Zinedine Zidane pada pertandingan final melawan Prancis.

Satu-satunya gelar besar yang hilang dari karier Buffon adalah Liga Champions. Bukan tanpa usaha, tapi takdir berkata lain. Tiga kali berjuang membawa Juventus ke final, tiga kali pula Juventus kalah dari lawan berbeda. Kalah dari AC Milan pada 2003, Barcelona pada 2015, dan Real Madrid pada 2017.

Di Juventus, Buffon menjadi tulang punggung di balik 10 gelar Serie A. Dan yang paling hebat dari itu semua adalah dia tetap setia bersama Di Nyonya Tua bahkan setelah skandal “Calciopoli” pada tahun 2006 yang menyebabkan terdegradasi ke Serie B. Usai memenangi Piala Dunia, sejumlah pinangan dari klub lain ditolaknya demi membantu Juventus dalam periode sulit. Ia membantu Bianconeri meraih gelar Serie B, setahun setelah gelar Piala Dunia.

Kisah romantisme Buffon “berakhir” bersama Juventus untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain pada tahun 2018. Namun, ia kembali ke Turin setahun kemudian sebagai cadangan untuk Wojciech Szczesny. Kemudian ia menyelesaikan akhir kariernya dengan penuh kenangan untuk kembali ke Parma pada 2021. Dia menyelesaikan apa yang dimulainya di tempat yang sama.

“A legend hangs up his gloves today,” cuit Juventus di Twitter, “Your saves, your smiles, and your character will be forever remembered. Thank you, and congrats on an incredible career.”Buffon memang tidak berhenti di Juventus, tetapi dia tetap bagian dari Juventus. Selamat menikmati masa pensiun, legenda!

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~