Artikel JVGL

The Most Painful Season For Ale

Alessandro Del Piero pernah menjalani musim yang menyakitkan di Juve (Ilustrasi oleh @yan-setia-jvgl)

Bagi Juventini, musim 2005/06 barangkali jadi salah satu yang terkelam yang pernah dirasakan. Gelar Scudetto yang diraih di musim tersebut dan semusim sebelumnya dicabut lantaran kasus Calciopoli. Si Nyonya Tua juga didegradasi ke Serie B. Pelatih dan sejumlah pemain pilar pun pergi meninggalkan Juventus.


Namun, untuk penggemar Juventus sekaligus timnas Italia, boleh jadi musim 1999/00 merupakan musim yang tak kalah menyesakkan, terutama bagi Alessandro Del Piero.
Pada 8 November 1998, dalam lanjutan giornata 8 Serie A musim 1998/99, Juventus bertandang ke Udinese. Laga yang berakhir dengan skor 2-2 itu harus dibayar mahal dengan cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang menimpa Del Piero. Ia absen hingga akhir musim. Absennya Del Piero yang performanya tengah menanjak berimbas pada perjalanan I Bianconeri sehingga hanya dapay mengakhiri musim di posisi 7 klasemen.


Musim 1999/00, Alex sudah bisa kembali tampil. Namun, Del Piero sebelum dan sesudah cedera ACL adalah pemain berbeda. Di musim perdana pasca-cedera, ia masih beradaptasi dan cenderung mengubah gaya permainannya. Del Piero yang musim sebelumnya begitu lihai menggocek si kulit bundar jadi lebih berhati-hati.

Di musim itu, Il Pinturicchio menyarangkan sembilan gol dari 34 penampilan di Serie A, dengan delapan di antaranya dicetak dari titik penalti.
Satu gol nonpenalti dihasilkan lewat sundulan pada laga menghadapi Parma pada giornata 33. Gol itu bukan saja penting bagi ADP, namun sangat esensial maknanya bagi Juve yang sedang mengejar Scudetto dan menjaga keunggulan dua poin atas saingan terdekat, Lazio.


Di giornata pamungkas, Juventus bertamu ke Perugia. Sementara I Biancocelesti menjamu Reggina. Di atas kertas, baik Juve maupun Lazio diunggulkan atas lawan-lawannya. Di lapangan, Lazio membungkam Reggina dengan skor 3-0. Sementara nasib nahas mesti diterima La Vecchia Signora.
Dalam laga yang sempat diwarnai guyuran hujan deras, di luar dugaan Juventus takluk 1-0 via gol Alessandro Calori. Dengan hasil ini, Lazio mengungguli Juve dengan keunggulan satu poin dan berhak atas scudetto kedua mereka. Juventus patut menyesali kegagalannya yang sebelumnya sempat unggul sembilan poin dari rivalnya.


Setelah akhir musim yang menyakitkan di Serie A, Del Piero berkesempatan menebusnya di Piala Eropa 2000. Di ajang tersebut, Gli Azzurri melenggang hingga babak final. Kendati demikian, ADP cuma tampil dua kali dari menit pertama. Sisanya hanya turun dari bangku cadangan, termasuk di final dramatis menghadapi Prancis. Pada laga final, Del Piero masuk di menit 53 menggantikan Stefano Fiore. Dua menit setalahnya, Italia unggul lewat sontekan Marco Delvecchio.


Keunggulan 1-0 bertahan hingga detik-detik akhir sebelum dibuyarkan oleh gol penyama dari Sylvain Wiltord. Di babak perpanjangan waktu, golden goal David Trezeguet mengubur mimpi yang hampir digenggam pasukan Dino Zoff. Del Piero tak lepas dari kritikan. Bukan hanya karena kontribusi satu gol dan satu asis sepanjang turnamen, namun juga kegagalannya mengonversi dua peluang emas yang didapatkan di laga final tersebut.


Dua kekalahan di dua partai yang menentukan jelas menyakitkan. Namun, Del Piero mampu bangkit. Bangkit dari trauma cedera ACL, meski performanya tidak bisa sama seperti sedia kala. Ia juga bangkit dari dua kekalahan menyesakkan di musim 1999/00.
Musim 2001/02, Del Piero dan kawan-kawan membayar kegagalan di musim 1999/00. Pada giornata terakhir, Juventus mengandaskan perlawanan tuan rumah Udinese dua gol tanpa balas lewat sumbangsih Trezeguet dan Del Piero. Sementara pimpinan klasemen, Inter Milan, takluk 4-2 saat melawat ke markas Lazio. Juve naik ke pucuk klasemen menggantikan Inter dan mencaplok Scudetto yang ke-26.


Sementara “dendam” di timnas baru mampu dibayar tuntas Del Piero di gelaran Piala Dunia 2006. Di bawah terpaan kasus Calciopoli, skuad Gli Azzurri melaju sampai final dan bertemu kembali dengan Prancis. Di laga yang dibumbui drama tandukan Zinedine Zidane ke Marco Materazzi ini, Italia keluar sebagai pemenang di babak tos-tosan. Del Piero menunaikan tugasnya dengan sempurna sebagai salah satu dari lima eksekutor penalti dan akhirnya meraih gelar piala dunia pertamanya.

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *