Samuel Mbangula, Debut Manis Semanis Kembang Gula
(Ilustrasi : X/@burung_kondor)
(Penulis : Arief Hidayat)
Samuel Mbagula kini menjadi nama yang menghiasi kolom berita dan cuitan online masyarakat penyuka sepak bola di dunia. Namanya seakan tidak pudar oleh nama-nama menteri-menteri baru Indonesia atau calon gubernur baru Jakarta. Mbangula mencuat karena penampilannya yang mempesona pada pertandingan debutnya. Penampilannya semanis kembang gula yang melekat di bibir hingga tenggorokan, bahkan menceriakan hati dan jiwa.
Menggunakan nomor punggung 51, Mbangula menyisir sisi kiri serangan Juventus dengan sihir. Meliuk-liuk bak iwak lele yang jadi lauk, hingga menusuk dan menutupnya dengan sepakan keras terarah sekuat Hulk. Anak muda Belgia ini berhasil memukau dengan menjadi pencetak gol pertama Juventus di Serie A musim ini. Mbagula semanis kembang gula yang dibuat oleh jari-jari penenun gulali terbaik di Indonesia, bukan India tentunya.
Rambut seperti Kean, kencang seperti Eljero Elia, menyisir sisi kiri seperti Estigarribia, Mbangula membuat kita seakan nyaman ditinggal Kostic maupun Chiesa. Tidak hanya debut dan mencetak gol, sosoknya pun tak tergantikan hingga 90 menit berakhir. Padahal di era pelatih sebelumnya, Mbangula bisa saja diganti Alex Sandro atau De Sciglio pada menit ke-40.
Debutnya yang gemilang semalam tidak diraih secara instan. Mbangula yang lahir di Kongo, Afrika, sejak kecil senang bermain sepakbola, meski hanya bermain di lapangan seadanya. Ayahnya yakni Joseph Mbangula merupakan mantan pemain sepak bola amatir yang pernah merasakan atmosfer lapangan hijau, meski tidak sampai ke level profesional. Ibunya bukan Cindy Gula meskipun namanya mirip, tapi sekali lagi ini tidak ada hubungannya.
Mbangula muda meniti karier di Belgia bersama dua klub besar di sana, yaitu Club Brugge dan Anderlecht. 6 tahun di Belgia, kelihaiannya tercium Giuseppe Mana yang saat itu merekrut Mbagula ke Juventus U17 pada 10 Agustus 2020. Dewasa dan baligh di Juventus, Mbagula akhirnya main bersama tim utama sama sama di bulan Agustus namun 4 tahun kemudian.
Skuad pas-pasan dan kejelian Thiago Motta membuat Mbangula kini menunjukan sinarnya. Juventus enak ditonton dan tagar Motta Out tidak lagi berkumandang di timeline. Para murtadin Juventus yang enggan nonton klub kesayangannya lagi kini bisa balik langganan Serie A. Bahkan semalam Juventus tampil dengan full skuad berasal dari Gen Z karena pemain paling tua yang turun adalah berumur 27 tahun, jauh lebih muda dari Rizky Drughi apalagi Wahyu Turo.
Bayangkan, jika Mbangula adalah seorang koki, malam itu ia bukan hanya memasak hidangan lezat, tetapi mengadakan “pesta makan malam” yang penuh dengan kejutan. Saat peluit tanda pertandingan dimulai, Mbangula tampak seperti seorang chef yang baru saja mendapat bahan-bahan terbaik di dapur. Ia lari ke sana kemari di lapangan, seolah-olah sedang mengejar resep rahasia yang sangat berharga.
Mbangula bahkan melangkahi Vlahovic buat selebrasi di Allianz Stadium. Tidak hanya mencetak gol, Mbangula juga memberikan assist manis untuk gol lainnya. Selebrasi menarinya tampak tidak dibenci, karena tariannya ini sudah mengamankan karier Thiago Motta. Sponsor di dada Save The Children, Samuel Mbangula save MottaBall.
Anak muda ini membuat fans rindu akan match selanjutnya. Sudah lama sekali kita tidak merindukan match Juventus pada musim lalu.