Artikel JVGL

Pembuktian Danilo, Si Pemain Serba bisa

Penulis: Harri rahmad Fadil

Nomor punggung 6 di Juventus bukanlah nomor sembarangan karena pernah digunakan oleh salah satu legendanya, Gaetano Scirea.

Kedatangan Danilo dari Manchester City musim 2019/20 pada awalnya mungkin kurang disambut dengan antusias oleh Juventini, sebutan untuk penggemar Juventus. Pasalnya, ia datang ke Juventus dari Manchester City berbarengan dengan kepergian Joao Cancelo ke klub Manchester tersebut.

Kepergian Cancelo ini cukup menuai pro dan kontra di kalangan penggemar, terlebih full back berpaspor Portugal itu memiliki naluri menyerang yang tinggi. Sementara Danilo, penampilan pada musim terakhirnya bersama The Citizens bisa dibilang tidak terlalu istimewa. Ia malah lebih sering duduk di bangku cadangan.

Benar saja, kehadiran Danilo di skuad yang dilatih Maurizio Sarri tidak memberi kesan apa-apa. Penampilannya bisa dibilang biasa-biasa saja. Tidak jelek, tidak bagus juga. Total ia tampil 32 kali dari semua kompetisi dengan mencetak dua gol. Permainan I Bianconeri bersama Sarri juga tidak impresif, kendati Si Nyonya Tua masih sukses mempersembahkan Scudetto.

Di musim keduanya bersama Juventus, barangkali tidak banyak yang memprediksi kalau Danilo akan menjadi salah satu pilar yang penting. Terlebih di musim tersebut dunia masih belum lepas dari pandemi Covid-19.
Persiapan tim mepet, jadwal padat, ditambah kehadiran Andrea Pirlo sebagai pelatih baru yang masih minim pengalaman dan tentunya akan butuh penyesuaian.

Namun, di tengah kondisi yang serba sulit, nyatanya Danilo mampu tampil memesona. Ia menjelma menjadi andalan Pirlo di lini belakang. Saat bermain dengan formasi tiga bek, Danilo turun sebagai bek tengah yang menempati sisi sebelah kanan atau kiri sesuai dengan kebutuhan saat itu. Saat formasi berubah keempat skema bek, perannya bergeser menjadi bek sayap.

Baru Danilo yang mampu menjalani tugas tersebut dengan sama baiknya. Juan Cuadrado dan Alex Sandro pernah juga diberi mandat yang serupa oleh Pirlo, tapi hasilnya belum maksimal.

Hal lain yang membuat kehadiran Danilo begitu sentral di lini belakang adalah ia satu-satunya difensore Juventus yang terbebas dari cedera dan ancaman Covid-19 pada musim tersebut.

Bukan hanya dari segi penampilan, perubahan juga terlihat dari sikap Danilo di lapangan. Ia tak segan untuk cepat-cepat memungut bola kala Juventus kebobolan. Grinta yang mulai hilang dari tim coba dibangkitkan kembali lewat penampilan garang dan tak kenal menyerah pria asal Brasil ini.

Performa Juventus di bawah Pirlo boleh jadi inkonsisten. Kehilangan Scudetto, tersingkir di babak 16 besar Liga Champions, dan menempati peringkat empat di Serie A, meski masih sanggup menggondol Coppa Italia dan Supercoppa Italia. Namun, di sisi lainnya patut disyukuri performa Danilo berkembang dengan sangat baik.

Ia bukan lagi seorang fullback murni. Lebih daripada itu, Danilo bertransformasi sebagai versatile player. Ia dapat bermain di semua posisi di lini belakang. Bahkan, ia juga bisa mengisi posisi gelandang bertahan dengan performa yang baik.

Di musim keduanya, ia melakoni 46 pertandingan (paling banyak nomor tiga di bawah Adrien Rabiot dan Dejan Kulusevski yang unggul satu pertandingan lebih banyak), dengan torehan satu gol dan empat asis.

Melihat perubahan yang signifikan, Danilo boleh jadi sudah berhasil membungkam para peragunya. Di musim ketiganya bersama pelatih yang berbeda, Massimiliano Allegri, ia membuat perubahan dengan mengganti nomor punggung 13 ke 6. Nomor punggung 6 di Juventus bukanlah nomor sembarangan karena pernah digunakan oleh salah satu legendanya, Gaetano Scirea.

Kini, Danilo akan coba untuk membuktikan bahwa ia layak dan pantas untuk mengenakan nomor legendaris tersebut. Ditulis oleh Harri Rahmad Fadil. Silakan disapa di akun Twitter @__diel dan Instagram @harrirahmadfadil

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *