Artikel JVGL

Kisah Wojciech Szczesny yang Putuskan Pensiun, Pernah Bikin Kiper Terbaik Jadi Cadangan

Wojciech Szczesny mengumumkan pensiun dari sepakbola. Kiper berkebangsaan Polandia ini pensiun dari dunia yang membesarkan namanya setelah kontraknya yang seharusnya berakhir pada 2025 diputus oleh Juventus belum lama ini.

Keputusan ini diumumkan kiper berusia 34 tahun tersebut dalam akun Instagram pribadinya. Keputusan pensiun ini bisa dibilang mengejutkan. Secara usia, meski tidak muda lagi, Szczesny masih bisa bersaing di level tertinggi setidaknya untuk beberapa tahun mendatang.

Ia juga tak sepi penawaran. Ada pinangan konkret dari klub Arab Saudi, yang belakangan doyan merekrut pemain dari Serie A. Namun, kesepakatan antara Juventus dengan Al Nassr tak kunjung tercapai. Klub yang dibela Cristiano Ronaldo itu memilih merekrut kiper Brasil yakni Bento dari Athletic Paranaense.

Szczesny mengaku secara fisik dirinya masih sanggup bermain, tapi tidak dengan hatinya. Setelah 18 tahun berkarier menggeluti profesinya, ia ingin fokus kepada keluarganya.

“Hari ini, meskipun tubuh saya masih terasa siap untuk tantangan baru, hati saya sudah tidak ada lagi di sana. Saya merasa sekarang saatnya memberikan seluruh perhatian saya kepada keluarga saya – istri saya yang luar biasa Marina dan kedua anak kami yang cantik Liam dan Noelia. Oleh karena itu, saya telah memutuskan untuk pensiun dari sepakbola profesional,” ujar Szczesny dalam postingan di media sosialnya.

(Ilustrasi/X/@burung_kondor)

Szczesny mengawali kariernya di Arsenal pada 2006. Selang 3 tahun kemudian, ia mencatatkan debutnya. Sejak debutnya itu ia bisa meraih kepercayaan sebagai kiper inti Arsenal pada usia yang masih sangat belia.

Szczesny membela Arsenal pada kurun waktu 2006 hingga 2017. Sebelumnya pengabdian di klub London tersebut berakhir, ia sempat dipinjamkan ke klub Italia AS Roma. Di sana ia menjadi kiper utama dengan Alisson Becker sebagai cadangan.

Petualangannya bersama Si Nyonya Tua dimulai pada 2017/2018. Saat itu Juventus harus merogoh kocek 18 juta euro untuk memboyongnya dari Arsenal.

Saat itu ia diproyeksikan sebagai pelapis Gianluigi Buffon. Pada musim debutnya bersama Juventus, ia mencatatkan 21 penampilan.

Namun, pada musim berikutnya, ia menjadi pilihan utama. Karena pada saat itu, Buffon pindah ke PSG. Szczesny berhasil menghapus kebiasaan Juventus bahwa kiper utama haruslah seorang Italiano.

Diketahui, dalam beberapa waktu belakangan, Juventus identik dengan kiper Italia. Kiper asing selain Szczesny terakhir adalah Edwin Van der Sar. Namun, karier kiper berpaspor Belanda tersebut hanya dua musim membela Juventus kemudian pindah ke Fulham.

Balik lagi ke Szczesny, sekembalinya Buffon ke Juventus juga tak menggeser posisi kiper Polandia dengan catatan 84 caps itu. Yak, perjalanan karier menjawab bahwa Szczesny bukanlah kiper semenjana alias biasa-biasa saja.

Klub yang pernah dibelanya sejak debut hampir seluruhnya tim besar. Dia pun berhasil menjadi kiper utama hampir di setiap musimnya. Ini menandakan kualitas yang dimilikinya.

Bahkan pada 2019 dia pernah berkelakar dirinya sebagai kiper terbaik dunia sepanjang masa. Pada saat itu, Alisson Becker menjadi kiper terbaik Eropa usai merengkuh trofi Liga Champions bersama Liverpool. Saat mereka bermain bersama di AS Roma, Alisson merupakan cadangannya. Di sisi lain, ia pernah membuat Buffon yang disebutnya sebagai kiper terbaik sepanjang masa menjadi cadangannya. Ia pun menarik kesimpulan sebagai kiper terbaik dunia sepanjang masa.

“Saya mengatakan bahwa ketika saya masih memperkuat Roma, Alisson, yang kini ada di Liverpool, adalah pelapis saya. Kini di Juve, pelapis saya adalah salah satu yang terbaik sepanjang masa. Kesimpulannya mungkin adalah saya merupakan kiper terbaik di dunia dan juga sepanjang masa,” ucap Szczesny, berkelakar kepada Przeglad Sportowy, mengutip Liga Olahraga.

Sepanjang kariernya bersama Si Nyonya Tua, ia mengemas 252 pertandingan dengan 103 di antaranya clean sheet. Sepanjang 7 musim membela Juventus, banyak trofi yang berhasil diraih, yaitu 3 gelar scudetto, 3 Piala Italia, 2 Piala Super Italia.

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *