Artikel JVGL

Juventus Bukan Lagi Klub Badut, Tapi Kini Malah Bikin Takut

Takut, jurnalis British Lebaksiu menyebut perasaan takut dengan istilah “Lebar Mati” atau “Wide Die” (dibaca Wedi). Hasil gugling seharian penulis, menemukan bahwa takut memiliki pengertian perasaan tidak tentram, khawatir, dan gelisah. Tidak seperti ketika kamu keingetan magic jar lupa dicetekin, tapi lebih seperti ketika kamu ingat bahwa magic jar sudah dicetekin tapi pintu kulkas malah lupa dirapetin.

Ketakutan merupakan gangguan psikologi yang bersifat wajar dan dapat timbul kapan dan dimana pun. Kecuali ketika ditanya ibunya pacar kita, apapun juga dijawab gak takut. Ngomong-ngomong soal mertua ada salah satu orang tua yang memiliki rasa takut dalam sepak bola, ialah Gianluigi Buffon. Pemain kesayanganya yayang Indie ini pernah berkata bahwa ketakutannya adalah ketika memikirkan masa depannya pasca gantung sarung (tangan). Ketakukan ini yang membuat Buffon hingga kini masih menjadi penjaga gawang hingga 2024.

Tahun dimana tak hanya Buffon yang bakal pensiun, tapi Ganjar Pranowo juga akan pensiun dari Gubenur Jakarta dan ikut pilpres.

Padahal kalau Buffon jadi bapack-bapack di Indonesia, tidak ada namanya gantung sarung. Malahan ia bisa menikmati masa pensiun dengan terus memakai sarung (bukan tangan), sambil mainan burung. Bukan burung yang itu, namun burung beneran yang bunyinya enak didenger tetangga.

Selain Buffon juga ada Dybala, bukan soal burungnya namun ketakutan yang muncul saat itu adalah masalah nasibnya yang simpang siul mau pergi gak nemu klub, gak nemu klub tapi gak mau pergi. Padahal manajemen sudah menawarkan perpanjangan, hanya saja kala tidak menemui kesepakatan. Maka ketimbang membuang banyak usaha untuk membujuknya, manajemen lebih memilih untuk mencari penggantinya yang sepadan. Dybala dirasa lebih senang membuat video FYP ketimbang membuat goal bagi Juventus. Maka sudah saatnya Juventus membiarkan Dybala berdansa di kosan klub lain, seperti kita tahu dosa zina di satu daerah bisa saja membuat satu wilayah itu terkena azab.

Selain itu ketakutan fans juga muncul dari kelanjutan kerja sang juru selamat yang gak selamatp-selamat juga yaitu Allegri. Mengganti Pirlo yang dianggap tidak punya pengalaman melatih dan menggantinya dengan pelatih yang 2 tahun nganggur sambil ngaku dilirik Madrid dan PSG.

Untuk menambal rasa takut dan ragu fans akan Allegri 2.0 maka manajemen memberikan semua yang Allegri mau. Pertama mendatangkan Angel Di Maria yang proses tranfernya Angel. Pria Argentina yang namanya kaya perempuan ini “Maria” dikontrak selama setahun saja.

Kedatangan Hard Di Maria diharapkan bisa jadi pengedar bola-bola nikmat untuk Vlahovic yang musim lalu dimanjakan oleh malasnya Alex Sandro dan Cuadrado. Sudah berhasil menjemput Hard Di Maria langsung ke Turin, Juventus juga untuk mengusir rasa takutnya menghadapi musim depan kembali mendatangkan Paul Pogba.

Pogba datang setelah membenahi lini tengah Juventus yang bermasalah, Arthur yang bermain ngawur, Ramsey yang jarang turun sampe basi, Rabbiot yang main dikuncir sama digerai bikin sewot, dan Bentancur yang bikin ancur. Sayangnya, baru saja dibeli Pogba harus menepi beberapa bulan karena cidera yang dialaminya, dia pun berpotensi menyamai rekor Evan Dimas yang sama-sama tidak akan bermain di Piala Dunia 2022 Desember nanti.

Ketakutan Juventini juga muncul karena Allegri enggan menggunakan pemain muda. Semua ini sebenarnya bisa dibantah dari percintaan Allegri yang justru sama orang yang lebih muda, kembali lagi dibuktikan dengan memasukan Miretti, Faglioli dan Soule ke dalam tim inti. Miretti yang beberapa pekan selalu dimainkan merupakan penghilan rasa takut ini. Selain juga jadi salah satu alasan fans tetep nonton tv bukan karena mau lihat hasil Latihan Allegri tapi mau lihat debut Miretti.

Kemudian ketakutan juga menghampiri Allegri karena jika tidak salah beliau pernah berstatment kalo dia takut timnya kalah, makanya dia masih menjunjung tinggi prinsip sepak bola bertahan.  Suatu paham yang sudah usang di sepak bola modern. Sehingga keseluruhan ketakutan ini bergumul menjadi satu dan berbuah pada rasa takut yang jauh lebih besar yaitu Takut Allegri melatih sampe kita bener-bener kesel. Takut Allegri bertahan tidak hanya dalam ide permainannya tapi juga di dalam tubuh Juventus.

Fans bahkan banyak yang menasbihkan dirinya untuk mogok nonton Juventus sampai Allegri diganti. Padahal di momen seperti ini fans lawan malah makin tekun nonton Juventus di bawah asuhan Allegri, guna mencari bahan lucu-lucuan dan meme. Bayangkan dulu 9 tahun fans sebelah mogok nonton bola kalau Juventus masih juara (dikira dibantu wasit) sekarang malah fans sendiri ogah nonton Juventus sampai klub ini kembali dibantu wasit lagi.

Fans mungkin sudah jengah dengan daya juang Allegri yang memberikan hasil pas-pasan. Dengan segala pemain yang sudah dibeli, tidak ada satupun yang membuat Juventus menang. Meski belum terkalahkan namun Juventus selalu saja mendapat hasil seri. Apakah ketakutan akan #AllegriStay ini bakal berakhir jika pelatih baru didatangkan? Atau Allegri mau menghabiskan sisa waktunya dengan kemenangan beruntun yang membuat fans tidak lagi muak dengannya.

Semoga saja satu persatu masalah yang ditakutkan para fans bisa teratasi dengan berjalannya waktu, agar kita bisa melihat di akhir musim nanti Juve kembali mengangkat piala. Jangan lagi ada berita buruk tentang Juventus, hal ini tentunya tak hanya membuat fans takut namun juga pasokan stock bahan buat bikin meme akan jauh lebih banyak.

Juventus sudah bukan lagi klub badut, tapi sayangnya kini malah bikin takut.

Semoga kamu bisa tetap Bahagia dan Terbiasa Tetap Fino Alla Fine Forza Uhuy

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *