Artikel JVGL

Denis Zakaria, Welcome to Juventus

Denis Zakaria joins Juventus
Ilustrasi: Burung Kondor

Basically usai berhasil mengajak #Vlahovic yang prefer Juventus ketimbang Arsenal buat pindah tempat gawe yang feel work and balance -nya baru, Si Nyonya Tua literally tidak berhenti berburu sumber daya manusia baru yang bisa diajak main bola bareng.

Which is selain striker, Juventus prefer mencari pemain tengah yang better, coz somehow Ramsey bakal end up masa baktinya di Juventus.

Kabarnya, Denis Zakaria menjadi pemain yang akan bergabung dengan La Vechia Signora pada bursa transfer Januari 2022. Pemain bernama lengkap Denis Lemi Zakaria Lako Lado ini juga merupakan bagian dari timnas Swiss yang faktanya, hingga saat ini belum pernah bertanding sekalipun dengan Zulham Zamrun.

FYI, Zakaria kini menempati posisi sebagai gelandang pengangkut air, which is tugasnya basically mengatur ritme di tengah, merebut bola, membuka ruang hingga mencetak gol jika mampu.

Unlike gelandang pengangkut air, dia juga bisa angkat gas elpiji, ngaci tembok, sampai nyikatin kamar mandi. Semoga tugasnya simpel dan bisa dikerjakan dengan baik, sehingga job-nya enggak nambah karena Allegri suka kasih kerjaan tambahan pada pemain bahkan di luar ekspetasi.

Misal Mandzukic jadi sayap kiri hingga Dybala yang jadi admin Tiktok pacarnya sendiri yaitu Sabaraha. (Termasuk jadiin Ronaldo brand ambassador Shopee juga bisa jadi perintah Allegri).

Namun, jika melihat Youtube berjudul “Welcome Zakaria to Juventus, Skill and Goal 2022”, jelas bahwa permainan Zakaria serupa seperti Pogba. Kaki panjangnya jarang digunakan untuk adu sprint, namun dengan kakinya itu ia mahir membolak-balikan bola dengan gocekan sederhana namun bahagia. Karena apa gunanya kaya raya kalau kita tidak bahagia?

Tapi, semoga itu semua benar dan Zakaria memang bermain sebagus footage Youtube berjudul “Welcome Zakaria to Juventus, Skill and Goal 2022” saat berseragam Juventus.

Maka tentu kita boleh sombong, bukan sombong dengan ngaku kini kita kaya atau sok bebas utang, tapi prestasi juga ikut bebas. Tapi kitab boleh bangga bahwa Juventus kembali menunjukan magisnya dalam menemukan pemain berpotensi, fans tidak kenal orangnya sama sekali.

Operasi senyap saat tranfer tentu jadi hadiah kejutan terbaik bagi fans. Jika tidak maka kejutannya berubah jadi prank.

Operasi senyap yang berhasil seperti kala merekrut Weston McKennie, tidak ada yang tahu siapa dia saat itu. Saat itu Weston diklaim memiliki permainan yang mirip dengan Arturo Vidal. Benar saja, McKennie memberikan banyak potensinya bahkan tak jarang membuat gol penting, seperti saltonya ke gawang Barcelona di ajang UCL.

Namun, McKennie pun masih inkonsisten. Masih suka bikin kesel karena beberapa kelakuannya yang kaya mahasiswa titip absen, namanya ada tapi andilnya di lapangan gak ada!

Lanjut ke Zakaria, lalu siapakah Denis Zakaria?

Di Indonesia, nama Zakaria memang tidak begitu asing. Di sekolah saya dulu nama pelatih paskibra saat itu adalah Zakaria. Alih-alih dipanggil Jaka, ia malah mendaulat dirinya agar dipanggil dengan nama Jack.

Nama Zakaria di circle twitter Juventini juga agak familiar, karena ada Juvedonna yang followernya naik ketika Vlahovic pindah. Ia juga memiliki nama belakang Ria, yaitu Asmaria.

Apakah pencetus kalimat “istri tahu?” tersebut memiliki kedekatan dengan Zakaria? Saya rasa tidak. Meskipun beberapa tokoh terkenal mengikuti akun Kak Asmaria, namun people jauh lebih kenal Asmaria dibanding Zakaria, terlebih setelah ia bikin becandaan soal Arsenal, dan duelnya dengan Sandy Edgy Der Panzer CR7 Siuuuuuuuuuuuuuu!!

Oke lanjut ke Denis Zakaria

Denis sendiri merupakan nama anak cupu manis yang jadi kawannya Adit di serial animasi Sopo Jarwo.

Oke gue serius, kini balik bahas ke Denis Zakaria

Zakaria bukanlah sosok muda belia seperti kru Partai Solidaritas India, karena usianya sudah 25. Meski bukan remaja belia seperti Chiesa atau Kekey Cantika, Zakaria yang November 2022 nanti genap berusia 26 tahun, sudah paham benar bagaimana jadi pemain tengah yang berkarisma dan bertaqwa.

Zakaria muda meniti karier di Servette FC, sebuah klub lokal Swiss yang bermarkas di Jenewa. Bermain sejak 2014-2015, Zakaria mengemas 2 gol dari 6 kali penampilannya.

Meski tak masuk manajemen JKT48, batu loncatan Zakaria cemerlang. Zakaria kemudian diminati salah satu klub besar di Swiss yaitu Young Boys, klub yang jersey-nya mirip punya timnas Malaysia di anime Upin Ipun 12 Pro Max. Selama bermain di Young Boys, Zakaria berhasil tampil selama 67 kali dan berhasil menorehkan catatan 2 gol dan 4 assist. Jumlah gol dan assist-nya bahkan mengalahkan koleksi gol dan assist Victor Valdes di Barcelona.

Setelah itu, Zakaria yang tampil ceria dan berkarisma, kemudian hijrah ke salah satu klub Bundesliga yaitu Borrusia Monchengladbach. Zakaria pergi dari Young Boys ke Gladbach, bukan karena sudah tidak ‘young’ lagi.

Saat itu Gladbach harus mengeluarkan dana sebesar 12 juta euro atau sekitar Rp 204 miliar untuk merekrut Zakaria di tahun 2017-2018. Uang Rp 204 miliar saat itu serupa dengan uang Rp 204 miliar saat ini. Jadi, paham kan besarnya tarif tranfer Zakaria saat itu.

Layaknya staf newbie di kantor baru, Zakaria mudah beradaptasi dan rutin diturunkan sebagai pemain inti meskipun dia tak punya orang dalam saat itu. Semua murni karena kemampuannya dalam menjadi gelandang bertahan di sana.

Pada musim 2018-2019, Zakaria tampil cukup baik baik saat bertahan, maupun saat menyerang. Dia punya daya jelajah yang baik, umpan ciamik dan daya tahan yang apik.

Di musim itu juga, Zakaria tercatat dalam statistik (FotMob), berhasil membuat 16 peluang dalam satu musim. Banyak dong, seperti buah mangga yang berbuah 16 kali dalam satu musim. Wow!!

Dikutip dari situs Bundesliga Jerman, pada musim 2019/20 saat Gladbach tengah memimpin klasmen, Zakaria jadi pemain dengan jarak tempuh terjauh yaitu berkisar 99,6 km. Jarak yang hampir sejauh Bogor ke Bandung naik Primajasa, itu Zakaria semusim kayak jalan kaki Bogor ke Bandung.

The Dalemans

Kemudian, Zakaria juga memiliki tingkat opersan sukses tertinggi kedua di Bundesliga yaitu sebanyak 88%, jumlah yang sama dengan presentasi keberhasilan vaksin booster pada virus Omincron yaitu 88 persen (masukin link skrinsut berita)

(https://www.kompas.com/global/read/2022/01/01/091400670/vaksin-covid-19-dosis-ketiga-88-persen-efektif-mencegah-penyakit-akibat?page=all)

Atau jumlah kenaikan konsumen belanja online di tanah air pada 2021 yaitu sebesar 88 persen (masukin atau skrinsut berita)

(https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211229141536-92-740093/konsumen-belanja-online-ri-melonjak-88-persen-pada-2021)

Sayangnya, Zakaria pernah mengalami cedera lutut saat akhir musim usai melawan Borussia Dortmund pada Maret 2020. Akibatnya Zakaria harus melewatkan delapan pertandingan pertama musim 2020/21 dan harus WFH ketika itu sambil fokus pada penyembuhan cederanya.

Perlu kalian pahami, cedera lutut tentu bukan cedera yang sembarangan maka wajar jika harus menepi selama itu. Kita saja kalau punya jerawat di alis kadang gak tahan lama-lama karena sakit banget pas sujud, bawaannya puyeng banget dan harus minum Panadol biar cepet hilang mumetnya.

Gelandang setinggi 191’ cm itu memang sangat potensial. Beberapa pakar menyebutnya seperti jelmaan Patrick Viera,  yang untuk beberapa Juventini mungkin masih merasa kesal dengan beliau, lantaran teganya pindah ke Inter saat Juventus (dipaksa) turun ke Serie B dan beritanya cuma sekolom kecil koran Top Skor.

Lagian Juventus bukan tipikal beli pemain berdasarkan julukan “The Next”, kaya The Next Shevcenko, The Next Kaka, The Next Masterchef, dan lain sebagainya.

Tapi bibir ini gak boleh usil, sebaiknya kita juga mengingat bahwa dulu ada The Next Nedved dalam tubuh Krasic dan The Next Del Piero pada sosok Sebastian Giovinco.

Di luar pembahasan julid di atas, memang akan menarik jika gelandang bertahan ini kelak akan tandem dengan Locatelli di tengah permainan Juventus. Tentu saja, dengan adanya Zakaria akan membuat jantung Juventini sedikit lega karena ada pemain tengah yang mencegah lawan membawa bola sampai berhadapan dengan bek Juventus.

Meski Rugani sudah bermain sangat baik di beberapa pertandingan akhir, namun tetap saja jantung tak akan tenang jika lihat Rugani berhadapan dengan penyerang lawan. Ya, kaya naik Tornado di Dufan, meskipun sudah pakai sabuk pengaman, ya kita tetep aja takut jatuh kelempar pas wahananya gerak, begitulah Rugani.

Zakaria akan mencoba mencegah pemain tengah lawan membuat operan panjang ke kotak penalty kita, sehingga potensi De Ligt dan Chiellini untuk handsball juga akan tertutup.

Lalu apakah sebagus itu kelak permainan Zakaria di Juventus?

Tentu menarik ditunggu, setidaknya Juventus memang membutuhkan gelandang baru yang fresh. Bukan yang mau digaji mahal, tapi cuma rebahan di kasur #J Medical aja. Atau pemain tengah gondrong yang suka mendrible bola sampai depan dengan tertunduk.

Atau pemain tengah Uruguay yang wajahnya kalem, innocent, tapi kalo ngasih umpan kaya nebar pakan lele, melebar ke mana-mana.

Itulah Zakaria. Semoga ketika freekick dan Zakaria menjadi pagar betis, Szcezny gak teriak manggil nama depannya saja

ZAKARRR ZAKARRRRR!

Zakaria semoga penampilanmu di Juventus membawa suka cita, dan poin tiga.

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *