Andar Sofian: Mencintai I Bianconeri seperti Rumi Mencari Tuhan
Ada satu jenis manusia yang tidak berjalan di atas Bumi, tapi melayang di atas napas-napas cinta yang tak pernah mati. Bukan karena ia punya sayap, melainkan karena kecintaannya telah menjelma mesin waktu, membawanya melintasi batas antara fandom dan pengabdian.
Namanya Andar Sofian
Bagi kami, ia bukan sekadar teman. Bahkan, ia mungkin tidak tahu kami ini siapa. Tapi, seperti kita yang merasa akrab dengan David Beckham padahal hanya pernah melihatnya lewat iklan parfum, Andar sudah keburu kita anggap pujaan.
Tapi serius, ia sendiri tidak pernah sekalipun mengaku sebagai idola. Meminta MK untuk membuatnya jadi idola pun tidak pernah. Tapi namanya kagum, kami sudah telanjur memujanya seperti Jinny dan Bagas, meskipun tahu tak mungkin bersanding di pelaminan karena satu tidur di ruangan satunya dalam kulit kerang.
Tapi begitulah cinta sepihak ala fandom. Rasa akrab itu tumbuh bukan karena disapa, melainkan karena terlalu sering membayangkan. Seperti ketika kamu menonton Keanu Reeves menangis di film, lalu merasa kalian punya trauma yang sama. Kita ini seolah mengenal betul siapa Andar, padahal ia bahkan mungkin tak tahu cara mengeja nama kita.
Dan itu tidak apa-apa, bagi kami pendengar podcast Rakyat Jelita yang dipaksa, ada di grup Whatsapp yang ada nomor hapenya Mas Andar saja, rasanya seperti Lebaran datang tiap Minggu.

Dedikasi yang Tak Terdefinisi
Banyak orang bilang cinta itu buta. Tapi, cinta Andar sangat melek sampe mendelik saat ia bilang cinta kepada Juventus. Ia bukan sekadar fans. Ia penghayat. Seperti seorang sufi yang memutar tubuhnya demi menyatu dengan semesta, Andar memutar ulang momen-momen Juventus di benaknya setiap hari, bahkan ketika dunia sedang sibuk cari diskonan di e-commerce.
Bajunya didominasi hitam putih, setahun sekali jersey ori Juventus harus dimiliki. Lemari kitman Juventus di Turin jauh lebih lowong dari lemari jersey Juventusnya Andar di Tangerang.
Tidak hanya jersey ori, apparel sponsor Juventus juga ia beli tidak hanya satu tapi satu set. Dari kaus, celana, jaket, hingga kaus kaki, seperti tentara cinta yang siap perang tanpa senjata. Bagi kami, satu syal saja harus ditabung lama seperti menabung buat iPhone. Tapi Andar? Jersey ori sudah seperti beli Pop Mie, mau rasa apa bebas yang penting belinya kapan aja gak mesti pas naik bus atau lagi di Puncak.