Artikel JVGL

Benang Kusut Juventus

Penulis: Erha Ramadhoni

Dapat disapa di akun twiter @Erharmd

*Juve terjatuh lalu bangkit kemungkinan terjatuh lagi dan males bangkit lagi

Empoli mengalahkan Juventus dengan skor 4-1. Kalimat yang sukar dipercaya jika dibaca beberapa tahun silam. Toh walaupun kalah di kandang lawan, kontra Empoli, skor 4-1 rasa-rasanya hampir mustahil. Suara sumbang pun semakin nyaring terdengar.

Hasil pertandingan tersebut seakan menjadi puncak derita Juventus musim ini. Pasalnya, musim ini Juventus tak hanya fokus menghadapi laga di atas lapangan hijau.

Hal-hal lain di luar pertandingan silih berganti menerpa Juventus dimulai dari mundurnya para petinggi Andrea Agnelli dan Pavel Nedved dari kursi manajemen. Kasus finansial yang membuat Juventus dihukum pengurangan poin pun cukup menyita energi.

Diketahui, tengah pekan kemarin Juventus kalah dari Sevilla pada babak semifinal Europa League. Hal ini menguburkan satu-satunya gelar yang mungkin diraih Bianconeri musim ini.

Kabar buruk kembali tak bisa dielakkan. Juventus dijatuhi hukuman pengurangan 10 poin hingga turun ke peringkat 7 klasemen dengan 59 poin. Celakanya hukuman tersebut dijatuhkan jelang lawatan ke Carlo Castellani, kandang Empoli, pada dini hari tadi.

Di tengah fisik yang terkuras dan kondisi mental yang rapuh, hukuman itu seakan menjadi pelengkap bagi Juventus di tengah musim kompetisi yang tersisa 2 pertandingan kini.

Para pemain pun tak sanggup bereaksi positif sebagaimana hukuman pengurangan 15 poin dijatuhkan pada akhir Januari. Saat itu usai hukuman dijatuhkan, para pemain tampil fight melawan Atalanta dalam pertandingan yang berakhir 3-3 di Allianz Stadium.

Hasil pertandingan melawan Empoli pun membuat Si Nyonya Tua terancam absen dalam kompetisi Eropa musim depan. Dengan sisa 2 pertandingan musim ini melawan Milan (H) dan Udinese (A), kemenangan wajib diraih sembari menunggu pertandingan rival lainnya.

Andai gagal, Juventus bisa gagal tampil di Eropa musim depan dan bisa saja duduk di posisi 7 klasemen, posisi yang sama persis sebelum era kebangkitan Juventus pada 2010-2011.

Hal ini menjadi petaka di tengah permasalahan yang seakan menjadi benang kusut, yang menghantui Juventus musim ini.

Musim panas ini menjadi awal bagi Juventus untuk dapat memulai siklus baru sehingga bisa kembali ke tempat sebagaimana harusnya. Apakah dengan mendatangkan direktur olahraga, pelatih, atau rekrutmen pemain anyar. Yang pasti, musim panas ini nilai tawar Juventus menjadi berbeda dibandingkan musim-musim sebelumnya jika seandainya tak lolos ke kompetisi Eropa musim depan.

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~