Artikel JVGL

Persembahan dari Carlos Tevez

Ilustrasi: Burung Kondor

Laga melawan Atalanta pada giornata pamungkas musim 2011/12 menandai perjalanan akhir Alessandro Del Piero bersama Juventus di Serie A dan di Juventus Stadium. Pada laga yang berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Si Nyonya Tua tersebut, Del Piero ikut menyumbangkan satu gol di menit 28. Pada menit 57, ia ditarik keluar dan mendapat penghormatan yang luar biasa dari seisi stadion.

Del Piero tak hanya meninggalkan banyak memori indah di Juventus. Namun, ia juga mewariskan nomor 10 yang telah lama dikenakannya. Nomor ini bukan nomor sembarangan di Juventus. Nomor ini pernah dikenakan oleh pemain hebat-pemain hebat lainnya di masanya. Sebut saja Michel Platini dan Roberto Baggio.

Mencari penerus nomor 10 di Juventus ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Lantaran belum jua menemukan figur yang tepat, nomor 10 sempat “dipensiunkan” sementara waktu di musim 2012/13. Bahkan sempat muncul wacana untuk memensiunkan permanen nomor tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada Il Pinturicchio. Namun, wacana tersebut justru ditolak keras oleh Del Piero.

Barulah di musim 2013/14, nomor punggung 10 memiliki tuannya yang baru. Carlos Tevez yang diboyong dari Manchester City pada musim itu mendapat kepercayaan dari manajemen untuk memakai nomor prestisius tersebut. Tidak sedikit yang kontra terhadap keputusan ini. Rekam jejak Tevez yang pernah membuat masalah di klub terdahulunya barangkali menjadi concern kepantasan El Apache menyandang nomor 10 di Juventus.

Kendati awalnya diragukan, secara perlahan Tevez mampu membuktikan bahwa ia layak bermain di Juventus dan mengenakan nomor 10 peninggalan Del Piero. Tevez sepertinya paham betul apa arti berseragam hitam putih Juve dan kesakralan nomor 10 di La Vecchia Signora. Hal itu ia tunjukkan baik di dalam maupun di luar lapangan.

Permainan ngotot dan tak kenal lelah diperlihatkan Carlitos selama memperkuat I Bianconeri. Semangat grinta yang menjadi ciri khas Juventus terwujud dalam diri Tevez. Tak ayal ia kemudian menjadi idola baru publik Turin.

Tevez bukan hanya mempersembahkan gol dan piala bagi Juventus. Namun, ia juga memberikan antusiasme yang luar biasa untuk fans Juventus lewat kerja keras dan kemampuan individu yang dipertontonkannya di atas lapangan. Kekhawatiran bahwa ia akan membuat ulah tak terbukti. Tevez bisa menjaga sikapnya dengan baik selama memperkuat I Bianconeri.

Dua tahun membela panji Juventus diukir Carlitos dengan 96 penampilan dan 50 gol—atau rata-rata 1 gol hampir tiap 2 pertandingan—di semua ajang. Catatan yang gemilang bagi pemain yang mulanya sempat disangsikan. Gelar Liga Champions yang sudah lama dirindukan Si Nyonya Tua hampir berhasil dipersembahkan Tevez. Sayang langkah Juve tersandung oleh Barcelona di babak final. Meskipun tidak mencetak gol, Tevez ikut berperan dalam proses gol penyama kedudukan yang dicetak Alvaro Morata, yang kembali memperkuat Juventus dalam periode kedua, dan tengah dalam jalan menuju pintu keluar Turin.

Laga final Liga Champions 2015 menjadi penutup karier Tevez bersama Juventus. Ia kemudian memutuskan pulang kampung ke Argentina dan membela Boca Juniors karena ingin dekat dengan keluarganya.

Masa bakti Tevez bersama Juventus boleh jadi cuma dua tahun. Waktu yang relatif singkat namun memiliki kesan yang cukup mendalam. Walaupun sebentar, rasanya tidak berlebihan menempatkan Tevez sebagai salah satu pemain nomor 10 terbaik yang pernah dipunyai Juventus.

Ditulis oleh Harri Rahmad Fadil. Bisa dijumpai di akun Twitter: @__diel maupun Instagram @harrirahmadfadil

JVGL

Fino alla fine, forza uhuuuy~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *