Morata di Bawah Rata-Rata
Dibeli buat bikin rete rete, Morata malah tampil di bawah rata-rata
Semenjak ditinggal Cristiano Ronaldo, Gonzalo Higuain, Carlos Tevez, sampai David Trezeguet, tak ada striker tajam yang berhasil Juventus gaet. Kita bahkan pernah merekrut bolak-balik The Next Del Piero atau Si Semut Atom, Sebastian Giovinco, tapi tetep gak jago-jago.
Merekrut striker menggunakan filosofi telur ceplok, dibolak-balik biar matang merata. Begitupun transfer Juventus yang dibolak-balik biar dikira bisa balikin performa. Bukannya menikmati taji Si Semut Atom, Giovinco malah tampil layaknya Roger Batoum.
Paling gak bener, Juventus bahkan sempat merekrut Lord Bendtner. Alih-alih bisa menemukan kemampuan terbaiknya sebagai striker. Hubungan Juventus dan Bendtner harus gulung tiker.
Ya, namanya Lord ya, klub lain mah rekrut pemain buat ngasih prestasi. Ini malah sebaliknya, klubnya yang ngasih prestasi ke pemain. Mungkin Bendtner merasa Juventus bukan sebuah klub penting, tapi kayak tempat casting. Di sana dia bisa berlaga seperti striker penting, berasa lagi akting.
Kritik Striker Pasca Juventus vs Genoa
Juventus berhasil mengulang kemenangan yang sama usai pertandingan melawan Genoa kemarin. Banyak peluang namun gol lahir dari tendangan ajaib, dan sepakan Dybala dari ke sudut sempit. Kita sudah rela bangun dari tidur nyenyak, hanya untuk melihat peluang dibuang dalam jumlah banyak. Maka jelas bahwa Juventus butuh striker berpengalaman. Juventus vs Genoa jadi pertandingan yang bikin saya berani ngomong gini, karena striker Juventus sangat membumi. Saking rendah hatinya, sampai gak tega bobol gawang lawan. Sebut saja Alvaro Morata, ia jelas punya pengalaman segudang. Sejumlah klub besar dia bela, dari Real Madrid, Chelsea, Atletico Madrid, walau cuma sebentar-sebentar saja. Ia juga rutin masuk timnas Spanyol, termasuk saat berlaga di Piala Eropa 2016 dan 2020. Tapi, pengalaman main di Juventus bukan jadi striker yang becus. Setiap match yang paling tersorot adalah gaya rambutnya yang klimis lurus, tapi cetak gol saja harus sampai bikin fans ketus.
Sepeninggal Ronaldo, sang pencetak rekor pribadi di manapun ia bermain, Juventus sulit menemukan striker yang mampu bersaing. Kesulitan Ronaldo hanya mencetak gol dari tendangan bebas. Sementara Morata kesulitan sekali membobol gawang, meski dapat peluang bebas.
Apakah Morata ingin mengikuti jejak Mutu dan Anelka, yang jadi mantan striker Singo Edan London saat bermain di Juventus. Semua nama itu hasilnya di bawah rata-rata, bahkan Anelka, saya rasa digaet buat ngeramein bursa dan menemani Lord Bendtner.
Selain Morata, ada lagi Moise Kean yang gemilang di Everton dan ketika di PSG dia jadi semakin beken. Di negeri impian para member Gold MLM itu, Kean tajam meski menjadi side kick Neymar dan Mbappe yang jadi pemain termahal nomor satu.
Tidak kapok dengan ide mengembalikan Giovinco yang sebelum ke Juve setajam Shevchenko. Juventus melakukan hal serupa pada Moise Kean. Dengan daya tarik pernah beradu tajam dengan Neymar dan Mbappe, namun di Juve Kean malah tampil gak seberape. Jujur, sebagai striker dia sepi selebrasi. Sempat cetak gol, itupun pantulan gak sengaja dan beberapa sisanya beneran gak diduga. Itupun golnya jarang sekali, namun tetap saja jadi tumpuan Allegri, sampai fans akhirnya kehilangan ekspektasi. Namanya Kean tapi pas dapat peluang jadi “Can’t”.
Berniat membanggakan pemain belia, Juventus sampai-sampai cari striker muda lainnya. Juventus nemu striker muda oke, bernama Kaio Jorge. Muda potensial, namun sayang menit bermainnya spesial. Talenta Brasil yang waktu bermainnya sedikit sekali, layaknya tengah dicicil. Terakhir ada La Joya yang di dua pertandingan terakhir, tengah bagus-bagusnya. Lama tak terlihat di FYP TikTok, Dybala kini lebih sering jadi striker yang getol cetak gol. Pada dua pertandingan terakhir, dua gol dia sudah ukir.
Sayangnya, Dybala suka tampil gak terduga, masih sering tampil inkonsisten sehingga klub merasa kurang yaqeen. Kalau main bagusnya bisa terus, maka bisa jadi Dybala bakal aman di Juventus. Tapi kalau loyo lagi, bisa jadi rumor dia naik gaji bisa lebih sering muncul ketimbang puja-puji dari para Juventini.
Lalu siapakah yang akan didatangkan I Bianconerri musim depan? Stiker sebuas Ronaldo atau malah beli cadangannya Alex Sandro? Atau klub kesayangan kita kembali beli pemain tengah, biar nantinya McKennie bisa jadi striker tengah dan Rabiot fix jadi pemain sayap kiri yang bikin repot. Siapa dong referensi Juvenisti sekalian? Jawab ya di kolom komentar